Berita Pilihan
Peranan Bunda PAUD dalam Menekan Angka Stunting

Senin, 06 September 2021, 17:22:05 WIB - 186 | Nini Aswati, S.H
Sejak dikukuhkannya Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kabupaten Pesisir Selatan Ny. Titi Rusma Yul Anwar periode 2021-2025 di Auditorium Kantor Gubernur Sumatera Barat pada 23 Agustus 2021 yang lalu, banyak tugas yang akan diemban oleh Bunda PAUD Pesisir Selatan, diantaranya adalah menekan angka stunting pada Anak Usia Dini.
Dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 Tahun 2013, anak usia dini adalah bayi yang baru lahir hingga anak-anak yang belum genap berusia 6 tahun. Dalam pemantauan tumbuh-kembangnya, kelompok usia ini dibagi lagi menjadi, janin dalam kandungan sampai lahir, lahir sampai dengan usia 28 hari, Usia 1 bulan sampai 24 bulan, Dan usia 2 tahun sampai 6 tahun.
Dari segi pendidikan, usia dini ini merupakan masa keemasan dalam perkembangan otak anak sehingga Si Kecil harus diberi rangsangan atau stimulus yang tepat. Oleh karena itu, orangtua wajib memahami karakteristik anak usia dini demi memastikan anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
Bunda PAUD Pesisir selatan, Ny. Titi Rusma Yul Anwar, mengatakan dalam mewujudkan anak usia dini yang sehat jasmani dan rohani perlu diperhatikan tumbuh kembangnya dan menekan angka stunting di Kabupaten Pesisir Selatan. Untuk mewujudkan generasi emas bagi anak usia dini, angka stunting di Pesisir Selatan harus ditekan. Dengan menggerakkan kader kader Posyandu dengan memberikan penyuluhan kepada Ibu hamil, memberikan pengetahuan tentang gizi, memberikan vitamin saat posyandu pada ibu hamil dan anak usia dini yang ada di Pesisir Selatan.
Stunting adalah kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya. Di Indonesia, kasus stunting masih menjadi masalah kesehatan dengan jumlah yang cukup banyak. Hal ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dengan manifestasi kegagalan pertumbuhan (growth faltering) yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.
Kekurangan gizi pada masa janin dan usia dini akan berdampak pada perkembangan otak, rendahnya kemampuan kognitif yang akan mempengaruhi prestasi sekolah dan keberhasilan pendidikan, Dalam jangka panjang, kekurangan gizi pada awal kehidupan akan menurunkan produktivitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan kesenjangan dimasyarakat.
Menurut Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) mengatakan, Anak-anak harus diajarkan, kalau nanti bila mereka atau istri mereka mengandung, harus hamil yang direncanakan. Berikan kasih sayang, makan makanan dengan gizi yang baik agar anaknya tidak stunting, jadi anak yang cerdas dan berkualitas. (dikutip dari promkes.kemkes.go.id)
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Asia pada 2017. Angkanya mencapai 36,4 persen. Namun, pada 2018, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), angkanya terus menurun hingga 23,6 persen, Dari data yang sama, diketahui pula stunting pada balita di Indonesia pun turun menjadi 30,8 persen. Adapun pada Riskesdas 2013, stunting balita mencapai 37,2 persen.
Penyebab Stunting dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain, kurang gizi kronis dalam waktu lama, Retardasi pertumbuhan intrauterine, tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori, perubahan hormon yang dipicu oleh stres, Sering menderita infeksi di awal kehidupan seorang anak, kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan, terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan kehamilan dan postnatal (setelah melahirkan), kurangnya akses air bersih dan sanitasi dan masih kurangnya akses makanan bergizi karena tergolong mahal.
Gejala Stunting umumnya terlihat pada anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya, Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya, berat badan rendah untuk anak seusianya dan Pertumbuhan tulang tertunda.
Pencegahan Stunting bisa dilakukan dengan memberikan anak gizi seimbang agar tubuhnya bisa bertambah tinggi dan untuk perkembangan otak anak, melakukan aktivitas fisik, minimal olah raga 30 menit setiap hari dan jangan biarkan anak tidur larut malam agar anak mendapat istirahat yang cukup.
Banyaknya anak stunting akan memengaruhi kualitas generasi muda Indonesia di masa mendatang, maka dari itu orang tua wajib memperhatikan tumbuh kembang anak sebelum terlambat.
16 Agustus 2022 10:02:47 WIB Bupati Rusma Yul Anwar: Budaya Gotong Rayong , Tingkatkan Potensi Swadaya Masyarakat 30 ~ Marlison |
16 Agustus 2022 09:40:47 WIB Satpol PP Pesisir Selatan Jaring 8 Siswa Bolos Saat Jam Belajar 15 ~ Marlison |
16 Agustus 2022 09:12:48 WIB Bupati Kukuhkan Calon Anggota Paskibraka Upacara Peringatan HUT Ke-77 Kemerdekaan RI 44 ~ Marlison |
15 Agustus 2022 20:16:35 WIB Orang Tua Siswa PAUD- TK Ramaikan Pawai HUT Kemerdekaan RI di Kecamatan Sutera 10 ~ Kiki Julnasri Priatama |
15 Agustus 2022 13:41:56 WIB Mahasiswa KKN Unand Edukasi Siswa SMP 1 N Lengayang Tentang Berinternet 11 ~ Kiki Julnasri Priatama |
15 Agustus 2022 10:31:27 WIB BKPSDM Pessel Minta Tenaga Honorer Sabar Tunggu Jadwal Pembukaan PPPK 14 ~ Bambang Putra Niko |
15 Agustus 2022 10:18:49 WIB Pulau Cingkuak Dijadikan Lokasi Wisata Sejarah 12 ~ Elfi Mahyuni, S.H |
15 Agustus 2022 10:16:36 WIB Kepariwisataan Berbasis Masyarakat Lokal, Jadikan Pariwista Sebagai Sektor Unggulan. 21 ~ Elfi Mahyuni, S.H |
STATISTIK PENGUJUNG
267 Pengunjung Hari ini | 407 Pengunjung Kemarin | 943,114 Semua Pengunjung | 8,778,551 Total Kunjungan | 3.229.117.123, IP Address Anda