• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
 Nelayan Budi Daya Butuh Jaminan Pasar dan Harga

09 Januari 2022

229 kali dibaca

Nelayan Budi Daya Butuh Jaminan Pasar dan Harga

Potensi ketersediaan lahan untuk pengembangan usaha budi daya ikan air payau dan laut sangatlah besar di Kabupaten Pesisir Selatan. Sebab daerah yang memiliki garis pantai sepanjang 246,2 kilometer ini, memiliki banyak teluk dan rawa.  

Untuk peningkatan atau pengembangan perikanan budi daya itu, lahan yang tersedia mencapai 865 hektar dan tersebar di 15 kecamatan yang ada. Diantaranya untuk budidaya ikan air asin seluas 415 hektar dan air payau seluas 450 hektar pula.

Berdasarkan data yang didapatkan penulis, Khusus untuk budidaya ikan air asin (laut), potensi lahan seluas 415 hektar itu ada di Kecamatan Koto XI Tarusan tepatnya di kawasan Mandeh, Sungai Nipah Kecamatan IV Jurai, dan di teluk Sungai Bungin di Kecamatan Batang Kapas.

Secara umum, Pemkab Pesisir Selatan sebelumnya melalui Dinas Perikanan, kalau sekarang melalui Dinas Pangan, memang terlihat serius melakukan pengembangan usaha kelompok nelayan melalui budi daya ikan itu, baik air payau, maupun air asin atau laut.

Pengembangan usaha budi daya ikan itu sudah dimulai oleh masyarakat Pesisir Selatan sejak tahun 2009. Usaha budidaya itu terlaksana berkat binaan yang dilakukan oleh pemerintah daerah melalui program-program yang diluncurkan.

Kebijakan yang dilahirkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam menargetkan produksi perikanan budi daya tahun 2015 lalu sebesar 353 persen, telah mampu memancing minat banyak pihak untuk berinvestasi di sektor budi daya di Pesisir Selatan.

Berdasarkan hal itu, sehingga Sehingga tidaklah mengherankan pertumbuhan ekonomi masyarakat nelayan yang bergerak di sektor budi daya ini, semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Namun akibat belum terjaminnya harga, membuat sebagian besar petani budi daya menjadi mengeluh, yang pada akhirnya membuat usaha budi daya ini tidak lagi menggeliat sebagaimana sebelumnya.

"Hal itu terjadi karena alasan permintaan konsumen dari Hongkong mengalami penurunan. Ditambah lagi akibat epidemi Covid-19 yang terjadi pada saat ini. Agar kondisi ini tidak berkepanjangan, maka pemerintah daerah melalui dinas terkait harus berupaya keras untuk mencarikan solusinya,".  
 
Langkah nyata itu harus dilakukan karena masyarakat nelayan Pesisir Selatan sekarang memang telah menjadikan usaha budi daya ikan Kerapu sebagai unggulan.