• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Internet untuk Rakyat Pemkab Pessel Gandeng THC

Suci Mawaddah Warahmah, S.Sos

08 Mei 2025

145 kali dibaca

Internet untuk Rakyat Pemkab Pessel Gandeng THC

Di tengah laju transformasi digital, konektivitas menjadi kebutuhan mendasar setiap daerah, tak terkecuali nagari-nagari di Pesisir Selatan. Ketersediaan akses internet yang terjangkau dan andal bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan bagian penting dari pembangunan. Menyadari hal ini, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan menjalin kemitraan dengan Trans Hybrid Communication (THC) untuk menghadirkan layanan internet berbasis teknologi yang merata hingga ke tingkat desa. Program ini diharapkan menjadi titik awal penguatan infrastruktur digital sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat melalui peran aktif Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag).

Diungkapkan dalam Rapat Kerja Wali Nagari se-Kabupaten Pesisir Selatan, Rabu (7/5) di Auditorium PCC Painan, program ini lebih dari sekadar pasang jaringan. Ini adalah upaya mengangkat martabat desa, menyambungkan asa, dan membuka pintu masa depan.

“Kami tidak hanya menjual akses internet. Kami menawarkan masa depan yang terhubung,” ujar perwakilan THC dalam forum yang menghadirkan para pemimpin nagari itu.

THC bukan pemain baru. Sejak 2006, perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) ini telah bergelut dalam penyediaan akses jaringan berbasis IP. Kini, mereka mengulurkan tangan untuk membantu nagari-nagari di Pesisir Selatan masuk ke era digital tidak sebagai penonton, tapi sebagai pelaku utama.

Kerja sama antara THC dan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan mencakup sejumlah poin utama. Salah satunya adalah penyediaan layanan internet murah dengan kualitas prima kepada masyarakat melalui skema kemitraan dengan Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag). Paket layanan broadband yang ditawarkan seharga Rp100 ribu untuk kecepatan 10 Mbps. Layanan ini bebas biaya instalasi awal dan memiliki kontrak kerja sama selama lima tahun.

Selain itu, disediakan kapasitas bandwidth untuk 200 pelanggan per desa dengan biaya Rp5 juta per desa. THC juga menyediakan perangkat server, ONT, kabel rumah, serta sistem aplikasi untuk pengelolaan pelanggan, penagihan, pembayaran, dan layanan pelanggan. THC turut menyediakan pusat operasional jaringan (NOC), layanan call center terpusat, serta pelatihan teknisi dan tenaga BUMNag.

Sementara itu, BUMNag sebagai mitra lokal di masing-masing desa memiliki sejumlah tanggung jawab dalam kerja sama ini. BUMNag bertugas menyediakan material dan jasa instalasi jaringan untuk rata-rata 200 rumah per desa. Selain itu, BUMNag juga menyediakan ruang penempatan perangkat server dan kantor operasional.

BUMNag wajib menyediakan minimal dua tenaga kerja per desa, yaitu satu orang admin atau sales dan satu orang teknisi. Di samping itu, BUMNag juga menanggung biaya bandwidth internet yang digunakan dalam layanan ini.

Skema pembagian hasil dari kerja sama ini menetapkan BUMNag menerima 60 persen keuntungan bersih, sementara THC menerima 40 persen. BUMNag juga dapat memanfaatkan lisensi ISP dan jaringan terintegrasi milik THC dalam memberikan layanan internet terbaik kepada masyarakat. 

Program ini diharapkan mampu memperkuat infrastruktur digital di wilayah Pesisir Selatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan usaha berbasis teknologi informasi. 

Dan bukan hanya layanan. THC juga membawa sistem, aplikasi pengelolaan, pelatihan teknisi, dan call center. Sementara BUMNag menyediakan dua tenaga kerja, jaringan instalasi rumah, hingga ruang server. Hasilnya? 60 persen keuntungan bersih menjadi milik nagari.

Ini bukan sekadar kerja sama bisnis. Ini adalah simfoni gotong royong antara teknologi dan kearifan lokal. THC membawa jaringan, BUMNag membawa semangat. THC menyediakan sistem, masyarakat menyediakan harapan.

Bayangkan, dari satu titik server di balai desa, ratusan rumah bisa terhubung ke dunia. Anak-anak lebih mudah dalam mengakses informasi untuk tugas sekolah. UMKM desa bisa menjangkau pasar global. Petani bisa memantau harga. Dan nagari bisa berdiri sejajar, tak lagi merasa tersisih dalam peta kemajuan bangsa.

Dengan terjalinnya kerja sama antara Pemkab Pesisir Selatan dan THC, langkah konkret menuju pemerataan digital kini mulai diwujudkan. Program internet berbasis nagari ini bukan hanya menghadirkan koneksi, tetapi juga memberdayakan masyarakat melalui BUMNag sebagai garda terdepan. Ini adalah bentuk pembangunan yang menyentuh langsung kebutuhan rakyat, menciptakan lapangan kerja, dan membuka akses informasi seluas-luasnya. Ketika nagari mulai terkoneksi, maka Pesisir Selatan melangkah sejajar, bahkan bisa jadi pelopor, dalam transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan. Program ini adalah cara Pesisir Selatan berkata internet bukan sekadar kabel dan sinyal, tapi jembatan antara masa lalu yang bersahaja dan masa depan yang bercahaya.

Berita Terbaru