Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia mencapai 215,63 juta orang pada 2022-2023. Jumlah tersebut meningkat 2,67% dibandingkan pada periode sebelumnya yang sebanyak 210,03 juta pengguna.
Pertumbuhan massif ini membuka ruang untuk meningkatnya penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi serta internet, misalnya pencurian data, peretasan, penyebaran hoaks, dan sebagainya. Atas dasar tersebut literasi digital sangatlah diperlukan untuk meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat Indonesia melalui beragam kegiatan edukasi tentang kecakapan literasi digital.
Laporan terbaru Digital Civility Index (DCI) yang mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya, menunjukkan warganet atau netizen Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara. Riset yang dirilis oleh Microsoft ini menunjukkan tingkat kesopanan netizen Indonesia memburuk delapan poin ke angka 76, di mana semakin tinggi angkanya tingkat kesopanan semakin buruk Menurut penulis, ini menandakan bahwa kita lemah dalam kesadaran tentang standar perilaku di dunia maya.
American Library Association (ALA) mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan kognitif dan keterampilan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, untuk menemukan, mengevaluasi, membuat, dan membagikan informasi. Dalam literasi digital, ada kemampuan berpikir, kesadaran tentang standar perilaku di dunia maya dan isu sosial lainnya.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI bersama Siberkreasi telah melakukan literasi digital kepada lebih dari 14,6 juta rakyat Indonesia sejak tahun 2021. Program ini memfokuskan kepada peningkatan wawasan dan kecakapan digital masyarakat Indonesia yang mengambil parameter pada 4 pilar digital, yakni etika digital, budaya digital, kecakapan digital dan keamanan digital.
Program ini bertujuan untuk membangun wawasan dan pengetahuan terhadap literasi digital dalam bentuk webinar, talkshow dalam format hybrid (on line dan offline) dan iven khusus terkait literasi digital. Implementasi di lapangan dibagi dalam 3 segmen, yaitu komunitas/ kelompok masyarakat, ASN/TNI/Polri dan segmen pendidikan (pelajar dan mahasiswa). Program ini telah menampakkan hasilnya. Hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2022 terdapat peningkatan dari sebelumnya 3,46 sekarang sudah mencapai 3,54. Hasil pemetaan literasi digital Indonesia merupakan penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan tingkat kecakapan dan pengetahuan digital, sekaligus memberikan gambaran kondisi dan peluang di setiap wilayah Tanah Air
Menurut penulis, berinteraksi dan beraktivitas di dunia maya hampir tidak ada bedanya dengan di dunia nyata, karena keduanya memerlukan etika. Perilaku yang etis dapat meminimalisir dampak/bahaya yang terjadi ketika berselancar di dunia maya. Ada beberapa hal sederhana yang dapat dipahami oleh kita semua. Pertama, kita harus menyadari keberadaan orang lain di dunia maya. Kedua, menggunakan bahasa yang sopan dan santun ketika berdialektika dengan pihak lain. Dan ketiga, berpikirlah sebelum mengomentari sesuatu/ konten yang ada, karena komentar yang disampaikan memberikan feedback yang belum tentu sesuai dengan yang kita harapkan. Penulis meyakini bahwa bangsa Indonesia masih memiliki budaya dan sopan santun yang tinggi di dunia nyata dan bisa ditampilkan di dunia maya. Literasi digital menjadi salah satu kuncinya.