• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Menyalakan Lilin di Tengah Gelap: Bupati Hendrajoni Dorong Koperasi Desa Merah Putih Menjadi Pelita Ekonomi Nagari

Suci Mawaddah Warahmah, S.Sos

08 Mei 2025

112 kali dibaca

Menyalakan Lilin di Tengah Gelap: Bupati Hendrajoni Dorong Koperasi Desa Merah Putih Menjadi Pelita Ekonomi Nagari

Di tengah tantangan ekonomi yang makin kompleks, siapa sangka sebuah koperasi desa bisa menjadi lilin kecil yang menerangi kegelapan? Harapan inilah yang coba dinyalakan oleh Bupati Pesisir Selatan, H. Hendrajoni, SH, MH, saat menghadiri dan menjadi keynote speaker dalam Rapat Kerja (Raker) Wali Nagari se-Kabupaten Pesisir Selatan yang digelar Rabu (7/5) di Auditorium Painan Convention Centre (PCC).

Acara ini diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan dan menjadi forum penting membahas berbagai program strategis pembangunan daerah, termasuk penguatan koperasi melalui program nasional Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih) dari Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. Pada kegiatan ini turut di hadirkan sejumlah narasumber dan pendamping,   

Dalam sambutannya, Bupati Hendrajoni menekankan pentingnya peran aktif pemerintah daerah dalam mendorong Kopdes Merah Putih menjadi koperasi primer di tingkat kabupaten/kota. Menurutnya, koperasi desa harus menjadi motor penggerak ekonomi lokal yang kuat dan profesional.

Lebih dari sekadar pertemuan formal, Raker ini menjadi ruang untuk membicarakan masa depan nagari dari desa sehingga menjadi pusat ekonomi yang tangguh dan berdaulat. Salah satu langkah nyata yang didorong adalah transformasi Koperasi Desa Merah Putih menjadi koperasi primer. Sebuah ide besar yang jika dihidupkan bersama, bisa menjadi fondasi ekonomi lokal yang kokoh dan  berkeadilan.

Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Tenaga Kerja Kabupaten Pesisir Selatan, Yandes Amrianam, M.Pd., M.Si, menambahkan bahwa Wali Nagari dan Ketua Bamus ibarat CEO dalam koperasi nagari. Mereka bukan hanya pelayan publik, tetapi pemimpin ekonomi rakyat. Di tangan mereka, koperasi bukan sekadar badan usaha, melainkan alat perjuangan sosial.

“Wali Nagari dan Ketua Bamus berperan sebagai semacam CEO koperasi desa/nagari,” ujar Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja Kabupaten Pesisir Selatan, Yandes Amrianam, M.Pd., M.Si, yang menjadi salah satu narasumber.

Menurut Yandes, pengawasan koperasi desa ini harus melibatkan unsur pemerintah nagari dan Badan Permusyawaratan Nagari (Bamus), sesuai dengan petunjuk teknis yang berlaku. Ia juga mengungkapkan bahwa dari total 344 koperasi yang terdata di Pesisir Selatan, hanya 175 unit yang masih aktif menjalankan kegiatan usaha. Rinciannya, dari 49 Koperasi Unit Desa (KUD), hanya 9 yang aktif, sementara dari 82 Koperasi Simpan Pinjam (KSP), terdapat 46 unit yang masih berjalan

Namun terlihat  realitas belum sepenuhnya menggembirakan. Dari 344 koperasi yang terdata, hanya 175 yang aktif. Sebuah tanda bahwa banyak koperasi masih tidur panjang, menunggu dibangunkan oleh kemauan bersama. Maka, program Kopdes Merah Putih hadir bukan hanya sebagai solusi, tapi juga ajakan untuk bergerak.

Gerai sembako di pelosok nagari, apotek yang menyelamatkan hidup, simpan pinjam yang ramah rakyat kecil, cold storage untuk nelayan, hingga klinik desa yang menyapa mereka yang tak terjangkau, semua itu bisa diwujudkan melalui koperasi. Tapi dibutuhkan lebih dari dana, yakni tekad dan gotong royong.

Pendanaan tersedia APBN, Dana Desa, HIMBARA, CSR, hingga simpanan anggota. Tapi tanpa semangat kolektif, angka hanyalah angka. Perlu pemetaan potensi, pendampingan, pelatihan SDM, dan yang paling penting  keberpihakan kepada masyarakat kecil.

Koperasi bukan sekadar ekonomi. Ia adalah keadilan yang diwujudkan dalam tindakan. Ia adalah bukti bahwa di balik setiap nagari, tersembunyi kekuatan yang bisa mengubah nasib.

Raker ini bukan akhir, melainkan awal. Awal dari gerakan membangun dari pinggiran. Awal dari cita-cita besar menjadikan koperasi sebagai jantung ekonomi rakyat. Dan mungkin, awal dari sejarah baru di Pesisir Selatan di mana pembangunan benar-benar lahir dari bawah, menyatu dengan denyut kehidupan warganya.

Berita Terbaru