Painan, Mei ----
Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan memproyeksi produksi perikanan budidaya ikan bandeng umpan di kabupaten itu terjadi kenaikan 215,81 persen per tahun hingga 2014. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pesisir Selatan, Edwil Noer di Painan, kemarin, mengatakan pada 2010 produksi komoditi tersebut terhitung 87 ton, naik dari sebelumnya (2009) yang hanya 9 ton. Pada 2011 kembali naik menjadi 173 ton. Sedangkan tahun 2012, produksi ikan untuk kebutuhan umpan bagi nelayan tuna itu diproyeksikan naik menjadi 265 ton. Hingga tahun 2014 pemerintah kabupaten itu memproyeksi produksi bandeng sebanyak 449 ton naik dari 2013 yang hanya 346 ton.
Di kabupaten itu, budidaya perikanan darat air tawar itu hanya tersedia di Kecamatan Koto XI Tarusan. Areal perikanan darat yang tersedia untuk budidaya ikan itu 385 hektar dari potensi yang dimiliki. Dari potensi tersebut, hingga saat ini areal yang dimanfaatkan hanya 188,66 hektar. Produksi ikan bandeng di kabupaten itu dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan umpan bagi kapal penangkap Tuna yang beroperasi di perairan barat Samudera Indonesia.
Menurut ia, ikan bandeng sangat berguna bagi pengusaha penangkap ikan Tuna sebagai pemenuhan umpan. Maka itu pemerintah kabupaten setempat melalui dinas terkait terus berupaya melakukan penambahan jumlah tambak.
Ikan bandeng merupakan kebutuhan utama pengusaha penangkapan ikan tuna. Karena Pesisir Selatan memiliki potensi dan cukup strategis dalam hal pengembangan umpan ini sehingga setiap tahun selalu dilakukan pengembangan, ucap ia.
Awalnya pada tahun 2009, jumlah tambak yang dimiliki kelompok nelayan di Kecamatan itu sebanyak 48 unit. Nelayan membudidayakan di areal seluas 20 hektar di Nagari (desa adat) Ampang Pulai. Tahun berikutnya (2010), pengembangan budidaya kembali dilakukan dengan jumlah menjadi 20 tambak agar permintaan berdasarkan kebutuhan pengusaha umpan tuna bisa terpenuhi.
Kata ia, setiap petak tambak bisa menghasilkan penjualan bagi kelompok nelayan sekitar Rp12 juta, dikurangi biaya perawatan selama tiga bulan sekitar Rp6,5 juta per tambak, sehingga untung yang bisa diraih nelayan mencapai Rp5,5 juta per tambak. Dengan potensi yang strategis dimiliki kabupaten itu, pemerintah kabupaten setempat akan terus berupaya melakukan pengembangan sehingga budidaya ikan bandeng bisa menjadi alternatif bagi masyarakat, khususnya nelayan untuk perekonomian.(04)