• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Pessel Miliki Pesona Wisata Timbulun Tujuah Bidadari

08 September 2019

929 kali dibaca

Pessel Miliki Pesona Wisata Timbulun Tujuah Bidadari

Pesisir Selatan--Potensi besar sektor pariwisata yang dimiliki oleh Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), mamang mampu menjadi maknet bagi masyarakat berbagai daerah untuk berkunjung ke daerah itu.

Selain wisata pantai, aliran sungai yang berhulu di sepanjang gugusan Bukit Barisan (BB) Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), juga memiliki banyak air terjun yang menyimpan pesona keindahan alam.

Sebut saja Kawasan Wisata Timbulun Tujuh Bidadari yang terdapat hulu sungai Kampung Tanjungdurian, Nagari Lakitantengah Kecamatan Lengayang.

Walau masih dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana, namun potensi wisata yang tersembunyi itu, sekarang sudah mulai banyak dikunjungi oleh masyarakat. Terutama sekali setelah dibukanya ruas jalan untuk menuju kawasan itu melalui program Tentara Manunggal Membangun Nagari (TMMN) pada November 2018 lalu.

Hal itu dikatakan Sapta Kardeni 45, tokoh masyarakat Nagari Lakitantengah kepada penulis pesisirselatan.go.id Minggu (8/9).

Disampaikanya bahwa nama Timbulun Tujuh Bidadari itu didasari oleh tujuh air terjun yang terdapat pada aliran sungai di nagari itu.

"Tujuh air terjun yang lebih dikenal dengan sebutan timbulun oleh masyarakat sini diantaranya, Timbulun Palano, Timbulun Sampik,  Timbulun Sumu-Sumu, Timbulun Cik Baruak, Timbulun Golek-Goleh atau Batu Malanca, Timbulun Barangin, dan Timbulun Lubuak Kuali," katanya.

Dijelaskanya bahwa untuk bisa sampai ke lokasi air terjun pertama yang disebut dengan Timbulun palano, masyarakat tidak perlu lagi berjalan kaki menyusuri jalan setapak selama 30 menit perjalanan, dari perhentian terkahir sebagai mana sebelumnya.

"Sebab sejak ruas jalan ini dibuka melalui bakti TMMD pada Oktober 2018 lalu, pemberhentian terakhir hanya berjarak 70 meter dari tempat parkir kendaraan. Karena kondisi jalan masih belum bagus, atau masuh berupa tanah dan kerikil, sehingga bila musim hujan tidak bisa ditempuh dengan mobil," katanya.

Dikatakanya bahwa sulitnya medan untuk menuju lokasi enam air terjun lainya pada jalan setapak yang dimiliki, tidak begitu terasa. Sebab hawa sejuk, kicauan burung, dan lengkingan suara siamang akan membuat rasa letih akan hilang.

"Apa lagi setelah sampai pada titik yang dituju. Kaki ini seakan ingin terus melangkah untuk menjajali titik terakhir Timbulun Jutuh Bidadari di hulu sungai itu," ungkapnya.

Hal yang sama juga dikatakan Didi Someldi 28, tokoh pemuda setempat.

Disampaikanya bahwa tujuh nama timbulun itu memang disesuaikan dengan bentuk dan cirikhas yang dimiliki masing-masingnya.

Sebut saja Timbulan Palano atau timbulun pertama dari tujuh timbulun  yang memiliki air terjun setinggi 40 meter.

Pada titik itu, airnya tidak langsung jatuh atau terjun. Namun mengikuti lekukan batu yang menyerupai sadel sepeda.

"Karena sadel sepeda lebih dikenal dengan sebutan palano oleh masyarakat setempat, maka diberilah nama air terjunya dengan sebutan Timbulun Palano," ungkapnya.

Demikian juga dengan Timbulun Sampik sesuai dengan namanya "sampik" yang diartikan dari bahasa masyarakat setempat yakni sempit.

Sempit yang dimaksud bukanlah lokasinya, namun air terjun setinggi 15 meter jatuh dari titik sempit sehingga dinamakan Timbulun Sampik.

Pada sisi lokasi terdapat bebatuan melengkung seakan mengarahkan air mengalir hingga ke hulu.

"Dilokasi ini masyarakat yang berkunjung bisa langsung menjajal kedalaman air dengan melompat dari tingginya bebatuan. Airnya yang sejuk dan jernih, akan membuat kita menjadi takjub dan ingin untuk berlama-lama," ujarnya.

Namun rasa penasaran akan membuat pengujung ingin beranjak lagi menuju ke arah hulu karena di sana juga menunggu Timbulun Sumu-Sumu.

Kata Sumu-sumu sama artinya dengan sumur-sumur, sebab dilokasi itu terdapat lekukan yang berisi air, dan yang tidak kalah indah air pada sumur-sumur itu berasal dari air terjun setinggi satu hingga dua meter.

Disampaikanya bahwa rasa letih dan penat akan terobati dengan sendirinya ketika sampai ke lokasi itu. Bahkan keinginan untuk terus jauh menyusuri hulu sungai akan semakin kuat, sebab Timbulun Barangin yang memiliki air terjun setinggi 25 meter, juga sudah menanti untuk dinikmati.

Barangin dalam bahasa masyarakat setempat bisa diartikan menikmati hembusan angin yang lembut.

"Hal itu memang benar dirasakan. Sebab angin sepoi-sepoi yang sejuk tiada hentinya didorong oleh air terjun menimpa setiap orang yang berada di lokasi itu, sebagai mana saya rasakan saat berkunjung beberapa waktu lalu. Bahkan Air terjun di Timbulun Barangin ini tidak hanya satu, tapi ada dua," jelasnya.

Pada lokasi itu terdapat lekukan yang terbentuk akibat hantaman air.

Selanjutnya Timbulun Golek-Golek yang memiliki hamparan bebatuan berdiameter hampir 50 meter. Golek-golek dalam bahasa masyarakat sekitar bisa diartikan tidur-tiduran.

Selanjutnya Timbulun Cik Baruak atau Timbulun Kotoran Beruk. Nama itu diambil, karena di lokasi itu terdapat kerikil yang menyerupai kotoran Beruk.

Dijelaskanya bahwa berada di lokasi itu bagaikan seperti di negeri antah barantah.

"Kenapa demikian, sebab air terjun bertingkat yang jernih itu, membuat mata kita menjadi terpanah," jelasnya.

Sedangkan lokasi paling terakhir adalah Timbulun Lubuak Kuali yang memiliki air terjun setinggi 15 meter yang meluncur dari bebatuan.

"Tujuh Timbulun itu tidak memiliki kesamaan, atau ciri khas yang berbeda. Perbedaan itu merupakan rahmat yang patut disyukuri oleh masyatakat di nagari ini. Sebab itu akan menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk tidak bosan berkunjung," ungkapnya.

Walinagari Lakitan Tengah, Irwandi ketika dihubungi mengatakan bahwa saat ini masyarakat sudah menjadikan Timbulun Tujuh Bidadari sebagai pilihan untuk berwisata di daerah itu.

"Karena semakin banyaknya masyarakat berkunjung untuk bewisata ke kawasan Timbulun Tujuh Bidadari in, sehingga saya berharap agar pemerintah bisa meningkatkan sarana jalan yang ada saat ini agar bisa diaspal atau di hotmix," katanya.

Dijelaskanya bahwa kawasan Wisata Timbulun Tujuh Bidadari itu berada pada Hutan Lindung (HL) Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

"Karena berada di kawasan lindung, dan juga masuk pada kawasan TNKS, sehingga semua habitat yang ada harus dilindungi, sebagai mana komitmen yang sudah dimiliki oleh masyarakat saya," ungkapnya.

Dia menambahkan bahwa bila kawasan Wisata Timbulun Tujuh Bidadari itu dikembangkan lebih maksimal lagi melalui berbagai sarana dan prasarana penujang, maka sangat diyakini kawasan itu akan semakin mendunia. (05)