Berita Pilihan
Penanganan Bencana Hidrometeorologi Daerah dan Luar Negeri
Rabu, 27 Maret 2024, 17:46:24 WIB - 99 | Sri Iwa Gestari, S.T
Bencana Alam terbagi menjadi dua berdasarkan pemicunya. Pertama, bencana yang terjadi secara alami dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, kekeringan, angin Putting Beliung dan wabah penyakit. Yang kedua bencana alam terjadi tidak secara alami. Contohnya adalah kelaparan, yaitu kekurangan bahan pangan dalam jumlah besar yang disebabkan oleh kombinasi faktor manusia dan alam.
Jika kita merujuk UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, maka definisi bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana alam antara lain berupa gempa bumi karena alam, letusan gunung berapi, angin topan, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan/lahan karena faktor alam, hama penyakit tanaman, epidemi, wabah,kejadian luar biasa, dan kejadian antariksa/benda-benda angkasa
Isu bencana bukan isu baru di Indonesia sebagai negara yang rentan terhadap dampak perubahan iklim, terutama bencana hidrometeorologi. Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang terjadi di atmosfer, air atau lautan, seperti kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, dan gelombang panas. Banjir dan longsor adalah bukan suatu hal yang asing untuk kita dengar. selain karena kuasa tuhan banyak faktor yang dapat menyebabkan bencana Alam ini mulai dari Faktor Alam, kondisi sarana dan prasarana dan ulah manusia yang sering merusak lingkungan.
Salah satunya tingginya intensitas hujan Pada hari Kamis 7 Maret 2024 yang melanda Pesisir Selatan mengakibatkan terjadinya bencana alam banjir dan tanah longsor di beberapa ruas jalan. telah terjadi Bencana Alam yang menimpa Kabupaten Pesisir Selatan yang mengakibatkan puluhan korban jiwa, bahu jalan amblas dan terban, oprit jembatan longsor dan putus, serta kerusakan infrastruktur yang berada di permukiman warga, fasilitas umum, lahan pertanian, dan lain-lain.
Menurut Kepala Ex.officio BPBD Pesisir Selatan Mawardi Roska menjelaskan bahwa data yang sudah masuk dan dianalisis jumlah kerugian asset daerah maupun harta benda masyarakat mencapai Rp1 triliun. Ada 29 orang meninggal dunia, 431 rumah masyarakat rusak berat, dan lebih dari 5.291 rumah rusak ringan dan rusak sedang, 20 jembatan putus, 78 sekolah terendam, 72 puskesmas terendam, lebih dari 444 ekor sapi mati, 332 masjid dan musholla terendam.
Lalu apa Penyebab banjir dan longsor di Psisir Selatan itu?
Dikutip dari Tribunnews.com , Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menduga bencana Banjir di pesisir Selatan ada dua kemungkinan, disebabkan karena ilegal logging (penerbanhan liar) atau dikarenakan uurah hujan yang ekstrem.
Basuki menjelaskan bahwa Kementerjan PUPR bertanggung jawab untuk menangani prasarana umum yang rusak, basumi menargetkan, pembersihan area terdampak bencana berlangsung satu minggu dan penanganan longsor di tebing sungai mengunakan sheet pile akan selesai dalam waktu dua minggu.
Selanjutnya kita bisa bertanya tentang bagaimana peran negara dan pemimpin wilayah mengorkestrasi penanggulangan bencana dan mitigasi untuk meminimalkan akibat buruk di masa depan?
Terkait dengan penanganan pasca bencana, pemerintah daerah Pesisir Selatan dan Pemerintah Pusat sudah melakukan berbagai upacara tanggap darurat, membuka isolasi wilayah-wilayah tertentu yg sulit di akses, untuk memberikan bantuan bahan makanan, air, obat obatan, pakaian, oleh karena itu pemerintah daerah dan semua unsur terkait, termasuk juga sumbangan dari berbagai pihak yang sudah diterima dan juga sudah disalurkan.
H-10 Lebaran Pemerintah Kebut Pengerjaan Jalan Yang Putus di Nagari Barung Barung Balantai Kecamatan Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan. Dari pantauan penulis di lapangan, pengerjaan di titik jalan terban tersebut telah dimulai, sehingga diharapkan arus lalu lintas yang dari semula hanya roda dua, kini sudah bisa dilalui roda empat hingga truk. Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sumbar Thabrani mengatakan perbaikan jalur tersebut masih bersifat darurat. Tujuan utamanya saat ini adalah agar akses masyarakat tidak terputus.
Lalu apa perbedaan Penanganan Bencana Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Luar Negeri?
Dikutip saat wawancara bersama Antaranews Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman, Indra Permanajati mengatakan upaya pengurangan risiko bencana atau mitigasi bencana banjir dan tanah longsor memerlukan peran semua pihak mulai dari pemerintah hingga masyarakat.
Dia menjelaskan, mitigasi adalah usaha untuk meminimalkan dampak resiko terjadinya bencana dengan cara mitigasi struktural dan nonstruktural.
Mitigasi struktural, tambah dia, juga dapat dilakukan dengan menggunakan sistem tanaman seperti menanam tanaman penahan longsor seperti rumput vetiver, pohon bambu untuk daerah bawah bukit, dan tanaman konservasi yang mempunyai perakaran kuat dan batang pohon yang tidak terlalu besar. Kemudian mitigasi nonstruktural dilakukan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menghadapi longsor, baik itu memahami longsor hingga melakukan langkah aktif untuk mencegah longsor.
Selanjutnya untuk daerah yang sudah terlanjur dibangun di wilayah rawan longsor, untuk segera dilengkapi dengan bangunan penahan lereng. Untuk pemukiman yang masuk jalur merah misalkan di jalur-jalur banjir bandang, pemerintah harus tegas mengimbau masyarakat untuk segera melakukan relokasi ke tempat yang lebih aman.
Meski sudah menerapkan berbagai langkah dan kebijakan, Indonesia setidaknya masih perlu belajar dan melihat beberapa teknologi penanganan banjir yang sukses dilakukan sejumlah negara. Pasalnya, pemerintah belum mampu menurunkan jumlah kejadian secara signifikan.
Kita ambil salah satu upaya mitigasi bencana alam yang dilakukan di negara Jepang. Dikutip dari tirto.id ada Beberapa negara dengan kebijakan mitigasi yang baik salah satunya Jepang. Jepang memiliki mega proyek G-Cans yang menjadi salah satu pertahanan banjir paling mengesankan. Pasalnya, Negeri Sakura membangun saluran pembuangan yang terletak 50 meter di bawah tanah. Ini menjadi fasilitas pengelolaan pengalihan air banjir bawah tanah terbesar di dunia.
Proyek G-Cans terletak di antara Showa di Tokyo dan Kasukabe di prefektur tetangga Saitama. Daerah perkotaan yang padat ini merupakan dataran rendah dan memiliki beberapa sungai yang mengalir melaluinya sehingga rentan terhadap banjir, terutama Sungai Edo yang melintasi beberapa situs bersejarah paling mengesankan di Tokyo.
Sistem mitigasi banjir ini terdiri dari labirin terowongan yang membentang hingga 6,5 kilometer. menghubungkan 5 silo besar berukuran 65 meter ke tangki yang mampu menampung hampir 67.000 meter kubik air. Jika terjadi banjir, maka empat turbin berkekuatan 14.000 tenaga kuda mendorong air keluar melalui Sungai Edo dan masuk ke Teluk Tokyo. Keseluruhan sistem ini dapat menjernihkan hingga 200 meter kubik air setiap detik, setara dengan menguras kolam renang olimpiade dalam 12 detik.
Wiihhh Keren bukan!! Indonesia juga membutuhkan kebijakan mitigasi bencana yang tak kalah harusnya, salah satunya dengan cara mencontoh kebijakan dari Negara lain yang berhasil menangani Bencana Alam khususnya Longsor dan Banjir.
26 April 2024 09:45:52 WIB Puskesmas Ranah Ampek Hulu Tapan Lakukan Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut di Sekolah 13 ~ Marlison |
25 April 2024 19:23:34 WIB Ruang Komunitas Digital Nagari Sago Salido Adakan Berbagai Pelatihan Untuk Masyarakat 12 ~ Marlison |
25 April 2024 16:07:28 WIB Bupati Pessel Hadiri Wisuda Tahfidz MTSN 13 Pesisir Selatan 15 ~ Prisman Brama Putra |
25 April 2024 13:16:23 WIB Bahayakan Pengendara, Pemkab Tutup Jembatan Luhung - Pasar Baru 13 ~ Didi Someldi Putra |
24 April 2024 17:25:07 WIB Disdikbud Pessel Laksanakan Desk Rekon Verifikasi Data dan Sosialisasi Proses Kenaikan Pangkat ASN 12 ~ Januar Aziz, S.Pd |
24 April 2024 12:20:10 WIB Bupati Rusma Yul Anwar : Maknai Al Quran Sebagai Pedoman Hidup 7 ~ Marlison |
24 April 2024 07:41:27 WIB Pilkada 2024 : Bawaslu Pesisir Selatan Rekrut Panwas Kecamatan 301 ~ Marlison |
23 April 2024 16:37:16 WIB Bupati Rusma Yul Anwar Minta Camat Manfaatkan PSM secara Optimal 27 ~ Prisman Brama Putra |
STATISTIK PENGUJUNG
773 Pengunjung Hari ini | 1496 Pengunjung Kemarin | 1,432,648 Semua Pengunjung | 12,198,043 Total Kunjungan | 3.14.141.228, IP Address Anda