• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm

28 Januari 2022

5209 kali dibaca

Musim Pancaroba, Masyarakat Diminta Waspada Terhadap Penyakit BEF Pada Ternak Sapi

Pesisir Selatan--Menyikapi cuaca yang tidak menentu sebagaimana saat ini, harus disikapi dengan kewaspadaan oleh masyarakat pemilik ternak, terutama ternak sapi. Sebab cuaca yang berubah-ubah dalam waktu tidak menentu di daerah dengan topografi bersuhu tinggi itu, akan menjadi ancaman bagi sapi bisa terkena penyakit Bovine Ephemeral Fever (BEF).

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pesisir Selatan, Madrianto, melalui petugas Paramedik Veteriner, Syafjonedi, kepada pesisirselatan.go.id Jumat (28/1) ketika melakukan pengobatan terhadap ternak sapi di Kampung Karang Pauh, Nagari Pasar Baru Bayang, Kecamatan Bayang.

Dijelaskannya bahwa berdasarkan wawancara dengan si pemilik dan gejala klinis yang terlihat pada hewan, sehingga diagnosa penyakit yang dialami oleh ternak sapi masyarakat tersebut adalah BEF.

Pada umumnya penyakit ini disebut dengan demam 3 hari, karena memang biasanya sapi memang mengalami demam tinggi selama 3 hari tersebut.

"Penyakit ini dipicu oleh vektor serangga pembawa virus, seperti nyamuk dan lalat dengan kemampuan untuk menyebarkan penyakit sejauh 2 kilometer. Virus ini memiliki masa inkubasi selama 7 hari," katanya.

Gejala khasnya, sapi tidak mau minum dan makan, suhu badan sapi juga tinggi yakni 41°C–42°C. Keengganan untuk makan dan minum itu dikarenakan adanya pembengkakan pada esofagus. Kemudian, ada pula cairan atau leleran pada hidung dan mata. Virus itu, juga akan membuat kaki sapi pincang, sebelum akhirnya ambruk dan tremor. Kepincangan ini hanya terjadi pada hari kedua setelah terserang BEF.

"Meskipun penyakit ini hanya berlangsung selama 3 hari, akan tetapi dapat membuat sapi tidak sanggup berdiri selama 1 bulan. Hal tersebut sontak menurunkan produktivitas dan aktivitas si ternak besar," jelasnya.

Pengobatan yang dapat diberikan adalah multivitamin untuk memperbaiki kondisi, pemberian analgesic atau pereda nyeri, obat penurun panas, dan pengendalian serta pemberantasan vektor nyamuk.

"Untuk pengujian BEF, dapat menggunakan uji Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) dan uji Serum Neutralization Test (SNT)," tutupnya. (05)