• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Harga Komoditi Gambir Masih Dikisaran Rp 13 Ribu Per Kilogram di Pesisir Selatan

08 September 2020

420 kali dibaca

Harga Komoditi Gambir Masih Dikisaran Rp 13 Ribu Per Kilogram di Pesisir Selatan

Pesisir Selatan--Masyarakat petani gambir di Kabupaten Pesisir Selatan mengeluh karena masih bertahanya harga getah gambir dikisaran Rp 13 ribu daerah itu.

Anjloknya harga penjualan gambir sebagaimana saat ini, ternyata telah mengancam keberlangsungan ekonomi masyarakat petani gambir.

Hal itu diakui Mustafa 53, petani gambir di Nagari Gantiang Mudiak Utara Surantiah, Kecamatan Sutera, Selasa (8/9).

Dikatakannya bahwa komoditi yang sudah diunggulkan oleh masyarakat petani daerah itu khususnya di Kecamatan Sutera, memang pada masa-masa keemasannya sempat menembus hingga Rp 175 ribu per kilogram.

"Namun harga tersebut terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun, bahkan hingga mencapai Rp 13 ribu per kilogram sebagaimana saat ini. Jika terus bertahan, maka dikuatirkan petani gambir di daerah ini akan bisa jatuh miskin nantinya," ungkap Mustafa.

Dijelaskannya bahwa harga dikisaran Rp 13 ribu per kilogram itu sudah bertahan sejak enam bulan terakhir dari sebelumnya di harga Rp 40 hingga 42 ribu per kilogram.

"Walau demikian kami masih tetap berupaya melakukan pengelolaan tanaman gambir kerana memang tidak memiliki pilihan lain. Disamping itu kami juga berharap harga getah gambir ini kembali naik  sebagaimana pada masa-masa keemasannya dulu," harapnya.

Hal yang sama juga dikeluhkan Syafrigon 45, petani gambir lainya di Nagari Lakitan Tengah, Kecamatan Lengayang.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhortbun) Pesisir Selatan, Nusirwan ketika dihubungi menjelaskan bahwa daerah itu telah membuka peluang bagi pemilik modal yang ingin berinvestasi di bidang pengelolaan getah gambir.  

"Karena melimpahnya produksi komoditi getah gambir di daerah ini, maka kita membuka peluang bagi investor baik dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi mengolah getah gambir ini. Sebab bila produksi melimpah, sementara pabrik pengolahan tidak ada, maka harga akan masih tetap ditekan oleh pedagang," katanya.

Dia menjelaskan bahwa dari potensi pengembangan seluas 45 ribu hektare, yang telah dikembangkan oleh masyarakat untuk menanam tanaman gambir di daerah itu telah mencapai 14.313 hektar.

"Luas ini diyakini akan terus bertambah seiring perjalanan waktu, serta luasnya potensi yang dimiliki" jelasnya.

Dengan ketersediaan bahan baku yang melimpah, perusahaan pengelola gambir akan bisa beroperasi secara berkesinambungan tanpa terputus bahan baku.

"Makanya saya katakan bahwa pemilik modal tidak akan rugi bila mau berinvestasi melakukan pembangunan pabrik pengolah getah gambir di daerah ini," timpalnya. (05)