Painan,- Ketua Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Kabupaten Pesisir Selatan, Lisda Hendrajoni meraih penghargaan “Bunda Etnik 2019” dari Komunitas Desainer etnik Indonesia (KDEI). Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Ketua KDEI, Raizal Boeyoeng Rais pada acara Pameran Indocraf di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu (30/10) lalu.
Keberhasilan ini merupakan salah satu bentuk usaha dari Lisda Hendrajoni dalam mengembangkan potensi hasil produksi batik daerah Pesisir Selatan keluar daerah yang dikenal dengan Negeri Sejuta Pesona hingga menembus kanca Internasional.
Serta kebiasaan dari Ketua Komunitas Perempuan Berbaju Kurung Indonesia ini yang selalu cinta dengan pakaian khas daerah, buktinya setiap kesempatan dan kegiatan selalu tampil dengan ciri khasnya memakai pakaian khas daerah dan penutup kepala tengkuluk (tikuluak penutup kepala perempuan minang). Hal itu begitu melekat dalam dirinya.
Sehingga Istri Bupati Pesisir Selatan berhasil meraih penghargaan Bunda Etnik Indonesia bersama wanita-wanita hebat lain seperti, Ayu Azhari, Dewi Motik, Mien Uno ( ibunda Sandiaga Uno ), Rima Melati, Widyawati sophan sopian dan yang lainnya.
Lisda Hendrajoni yang juga merupakan anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Sumatera Barat dari partai Nasdem mengakui sangat senang sekali atas penghargaan yang diterimanya. Dirinya tidak menyangka apa yang dilakukan untuk mengembangkan produksi daerah Kabupaten Pesisir Selatan ternyata menjadi penilaian tersendiri bagi KDEI, hingga mendapat kesempatan meraih penghargaan tersebut.
“Alhamdulillah, ucapan terima kasih kepada pihak KDEI yang telah memberikan penghargaan Bunda Etnik. Keberhasilan ini merupakan keberhasilan kita semua, keberhasilan masyarakat Pesisir Selatan yang melahirkan inovasi produk lokal yang bisa dikembangkan keluar daerah,” ucap Lisda kepada www.pesisirselatankab.go.id, Sabtu (02/11).
Menurut Lisda, Saat ini tiga Kecamatan di Pesisir Selatan tengah giat mengembangkan produksi batik Pasisia, diantaranya batik produksi Kecamatan Bayang Utara yang dikenal dengan batik Gunjantino, Kecamatan IV Jurai dikenal dengan Batik Loempo dan batik Kecamatan Lunang dengan batik motif Mande Rubiah.
“Pada pameran Indocraf 2019 kemarin, kita diberi kesempatan menampilkan batik asli produksi Pesisir Selatan. Yakni Batik produksi Kecamatan Bayang Utara yang dikenal dengan batik Gunjantino dengan tema Jembatan Akar. Kecamatan IV Jurai dengan Batik Loempo dan batik Kecamatan Lunang batik motif Mande Rubiah,” ucap Lisda.
Dengan melibatkan desainer Batik Mande Rubiah Novita Sari, desainer Batik Loempo Novia Hertini dan desainer Batik Gunjantino Lisda Hendrajoni. Belasan model pakaian yang diperagakan sangat menarik minat pengunjung.
“Saat ini baru tiga kecamatan yang memproduksi batik dengan ciri khas masing-masing, namun kedepannya kita akan terus mengembangkan hingga ke 15 kecamatan. Dengan target menjadikan Pesisir Selatan menjadi sentra batik Sumatera Barat,” tuturnya. 09