Pesisir Selatan -- Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan butuh penyelarasan program dengan provinsi karena keterbatasan anggaran.
Hal itu dikatakan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Pessel, Madrianto, berkenaan minimnya ketersedian anggaran yang ada pada dinas kabupaten.
"Kita mencoba berusaha menyelaraskan dengan provinsi dengan keterbatasan anggaran yang ada," terangnya
lebih lanjut Mardinato mengatakan, alokasi anggaran sektor pertanian hanya Rp45 miliar atau sekitar 3 persen dari total APBD sebesar Rp1,6 triliun.
Sebelumnya, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Pesisir Selatan menanggapi kebijakan kondisi anggaran sektor pertanian dengan pesimis. Pihaknya menilai, minimnya anggaran adalah cerminan rendahnya kepedulian pemerintah daerah setempat pada sektor pertanian .
"Dari situ orang dapat menilai, berpihak atau tidaknya pada peningkatan kesejahteraan petani," ungkapnya di Painan.
Mengingat, sektor pertanian adalah salah satu urusan wajib dan penyumbang paling besar pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya.
Bahkan, lanjutnya, pertanian tidak hanya sebagai penyumbang terbesar pada pertumbuhan ekonomi di Pesir Selatan, tapi sekaligus penyerap tenaga kerja paling banyak yakni lebih dari 40 persen dari total angkatan kerja.
Menurutnya, besaran anggaran yang dialokasikan itu tidak sesuai dengan potensi pertanian di Pesisir Selatan.
"Jadi, mustahil anggaran mampu mendongkrak sektor pertanian, apalagi untuk kesejahteraan petani," ulasnya.
Sebab, sektor pertanian berkaitan erat program pengentasan kemiskinan. Betapa tidak, sebagian besar masyarakat miskin adalah keluarga petani. Kelompok masyarakat miskin yang rentan terhadap gejolak perekonomian, apalagi di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini, sehingga butuh stimulan dan perlindungan dari pemerintah.
Terkait hal itu, Madrianto mengaku bakal menjelaskan, kondisi ini pada kepala daerah . Sebab, pihaknya mengakui, di tengah keterbatasan itu Dinas Pertanian memiliki tugas berat dalam mengejar target program, terutama produksi padi.
"Tapi, kita tetap yakin optimis bisa dicapai. Sepanjang ada kemauan kuat dari kawan-kawan pertanian ," ujarnya. Target produksi tahun 2022 naik dari 181 ribu ton menjadi 188 ribu ton. Padahal 2021 hanya tercapai 144 ribu ton.