Koperasi kembali diletakkan di garis depan pembangunan nasional, melalui peluncuran program nasional Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih oleh pemerintah pusat, Senin (21/7), sebagai trisula pengentasan kemiskinan berbasis desa. Presiden Prabowo Subianto memimpin peluncuran ini secara serentak di seluruh Indonesia melalui konferensi daring, bertepatan dengan peringatan Hari Koperasi Nasional ke-78.
Di Kabupaten Pesisir Selatan, kegiatan nasional ini disambut hangat. Bupati Pesisir Selatan, bersama Sekretaris Daerah, perangkat daerah, jajaran Forkopimda serta para Wali Nagari se-Kabupaten Pesisir Selatan mengikuti kegiatan secara virtual dari Painan Convention Center (PCC). Kehadiran kepala daerah hingga pemimpin nagari menunjukkan keseriusan Pesisir Selatan untuk terlibat aktif dalam gerakan besar ini.
Kopdes Merah Putih merupakan implementasi dari Asta Cita ke-6 Presiden Prabowo, yaitu penguatan ekonomi lokal yang bertumpu pada potensi desa. Program ini juga menjadi bagian dari trisula pengentasan kemiskinan nasional, bersama dua program lain: Cek Kesehatan Gratis Sekolah dan Sekolah Rakyat.
“Senjata pertama adalah kesehatan, kedua pendidikan, dan ketiga sosial-ekonomi. Kopdes Merah Putih adalah kunci dari senjata ketiga ini,” tegas Hasan Nasbi, Kepala Komunikasi Kepresidenan.
Program Kopdes didesain bukan sekadar sebagai koperasi simpan pinjam, melainkan sebagai pusat aktivitas ekonomi desa. Di dalamnya terdapat gerai sembako, unit simpan pinjam, layanan kesehatan (klinik dan apotek), gudang pendingin hasil tani dan laut (cold storage), serta sistem distribusi logistik.
Pendekatannya gotong-royong, inklusif, dan modern menyasar masyarakat kecil yang selama ini terpinggirkan dari akses modal, pasar, dan layanan dasar.
Bupati Pesisir Selatan menyampaikan komitmen penuh untuk mendukung pelaksanaan Kopdes Merah Putih di seluruh nagari di Pesisir Selatan. Ia melihat program ini sebagai jalan tengah antara idealisme ekonomi kerakyatan dan kebutuhan praktis masyarakat hari ini.
“Kami menyambut baik program ini. Pesisir Selatan siap mendampingi nagari dalam mengembangkan koperasi yang kuat, profesional, dan mandiri. Ini adalah momentum kebangkitan koperasi sebagai soko guru ekonomi lokal,” ujar Bupati.
Pemerintah daerah bersama Forkopimda dan para Wali Nagari menyepakati pentingnya sinergi lintas sektor untuk menjamin keberhasilan program. Mulai dari pendampingan kelembagaan, penyuluhan, pelatihan SDM, hingga akses permodalan akan menjadi prioritas bersama.
Salah satu titik kuat dari Kopdes Merah Putih adalah pemotongan rantai distribusi hasil pertanian dan perikanan. Petani dan nelayan dapat menyimpan hasil produksinya di cold storage desa, lalu menjual langsung lewat sistem logistik koperasi. Tidak ada lagi tengkulak yang bermain harga. Tidak ada lagi pinjaman berbunga mencekik.
Harga lebih adil bagi petani, sekaligus lebih terjangkau bagi konsumen. Ekonomi gotong-royong yang menjadi ruh koperasi kembali dibangkitkan.
“Kopdes adalah bentuk kemerdekaan ekonomi dari bawah, dari desa. Dan Pesisir Selatan tidak boleh hanya jadi penonton. Kita harus jadi bagian dari perubahan,” lanjut Bupati.
Menurut data BPS 2025, penduduk miskin Indonesia per September 2024 mencapai 24,06 juta jiwa, dengan 3,17 juta di antaranya tergolong miskin ekstrem. Kemiskinan bukan hanya soal pendapatan, tapi menyangkut akses terhadap pendidikan, kesehatan, pangan, dan infrastruktur.
Membangun koperasi berbasis desa menjadi strategi cerdas untuk menanggulangi kemiskinan struktural. Dengan 80.000 Kopdes Merah Putih yang akan berdiri 103 di antaranya sebagai model percontohan diharapkan gerakan ekonomi dari desa dapat menjadi tulang punggung menuju Indonesia Emas 2045.
Di Pesisir Selatan, program ini bukan sekadar proyek nasional yang lewat. Ia hadir sebagai janji perubahan yang ingin dikawal oleh semua pihak, mulai dari pemerintah hingga pemimpin nagari.
Lebih dari sekadar peluncuran kelembagaan, Kopdes Merah Putih adalah cermin harapan tentang bagaimana desa bisa berdiri lebih kuat dengan kaki sendiri. Ia mengajak kita menengok kembali nilai-nilai kolektif yang selama ini menjadi denyut nadi masyarakat. Dari tanah nagari, semangat itu tumbuh, dan dari Pesisir Selatan, kita ingin menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari yang paling sederhana, saling percaya dan bekerja bersama.