Painan, Maret----
Menyusul semakin merebaknya kasus flu burung (H5N1) disejumlah daerah di Sumatera Barat belakangan, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan memperketat pengawasan masuknya (import) ternak unggas (ayam) potong kedaerah itu. Pengawasan difokuskan di pintu-pintu masuk ke kabupaten itu.
Kita sudah melakukan pengawasan ketat dibeberapa titik, pintu masuk dan keluar Pesisir Selatan. Seperti halnya diperbatasan perbatasan dengan daerah tetangga. Ditempat itu kita menugaskan petugas peternakan beberapa orang. Mereka (petugas peternakan) ditugaskan memeriksa kesehatan hewan ternak jenis unggas yang akan masuk ke daerah ini, ungkap Kepala Dinas Pertanian Holtiukltura Peternakan dan Perkebunan Pesisir Selatan, Afrizon Nazar kepada pesisirselatan.go.id di Painan tadi siang.
Hal itu dilakukan sebagai upaya mencegah agar kasus yang disebabkan virus unggas itu tidak berpindah ke daerah kita. Pencegahan itu dengan menempatkan petugas peternakan di pos-pos retribusi di perbatasan Peisir Selatan dengan provinsi dan kabupaten lain. Antara lain di Pos Siguntur, Penadah dan Lubuk Pinang (Silaut). Mereka dituntut bekerja profesional dan bekerjasama dengan petugas lainnya di pos.
Dalam pemeriksaan, jika ditemukan unggas yang terinfeksi virus yang membahayakan manusia dan ternak unggas tersebut, maka petugas harus menghentikan import unggas tersebut ke daerah ini. Kepada petugas juga diminta untuk membuat laporan ke Dinas terkait di Painan.
Menurutnya, virus itu sangat membahayakan manusia dan hewan ternak jenis unggas. Virus itu sangat mudah berpindah dari satu unggas (penderita) ke manusia dan unggas lainnya. Dari unggas, virus itu juga bisa menular ke manusia.
Hingga kini belum ditemukan manusia terinfeksi virus itu di Pesisir Selatan. Dengan bukti, Rumah sakit M Zen Painan hingga kini belum pernah merawat pasien terinfeksi virus H5N1 itu.(04)