Pesisir Selatan -- Persepsi yang sama dari semua pihak dalam melaksanakan program nagari bersekolah (Pronasa) perlu dilakukan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) ke depan.
Tujuannya agar program atau inovasi yang sudah dilakukan dan dicanangkan tersebut, benar-benar mampu meningkatkan kualitas pendidikan sebagaimana diharapkan.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pessel, Salim Muhaimin, Rabu (20/9) di Painan.
Dijelaskannya bahwa untuk persamaan persepsi itu, pihaknya telah melakukan penandatanganan kesepakatan bersama antara pemerintah dengan pemangku kepentingan pendidikan di daerah itu Senin (18/9) lalu di Gedung Painan Convention Center (PCC).
"Kesepakatan dan penandatangan bersama itu kami lakukan dengan Kementerian Agama (Kemenag) Pessel, MUI, LKAAM, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, PERTI, Bundo Kanduang, KONI, serta Teach First Indonesia (TFI), Lingkar Daerah Belajar (LDB) dan Yayasan Guru Belajar," ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa dalam kesempatan itu Bupati Pessel, Rusma Yul Anwar, menyampaikan bahwa persamaan persepsi harus ada dalam mensukseskan Pronasa tersebut.
"Hal itu disampaikan bupati karena program ini merupakan salah satu inovasi yang beliau lahirkan (bupati red) dalam meningkatkan kualitas pendidikan Pessel ke depan," jelasnya.
Berdasarkan hal itu, sehingga penandatanganan kesepakatan bersama (MoU) dan Focus Group Discussion (FGD) terkait implementasi program pengembangan kompetensi peserta didik berbasis kearifan lokal sebagaimana telah dilakukan itu, mendapat apresiasi.
Penandatanganan itu dilakukan oleh Lingkar Daerah Belajar (LDB), bersama Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK), Yayasan Guru Belajar (YGB), Semua Murid Semua Guru (SMSG), dan Daya Dimensi Indonesia (DDI) mengadakan Forum Penggerak Pendidikan Daerah.
"Sebagai pelaku pendidikan, saya berharap apa yang menjadi kesepakatan bersama dalam meningkatkan kualitas pendidikan Pessel ke depan ini benar-benar tercapai," tutupnya.